Reformasi Internal Dulu, Baru Reformasi Nasional 0 komentar

Reformasi Internal Dulu, Baru Reformasi Nasional

Presiden SBY memberi sambutan peluncuran buku `Mengawali Integrasi Mengusung Reformasi` di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (2/10) malam. (foto: cahyo/presidensby.info)Jakarta: Meski perannya berbeda dari tokoh reformasi yang lain, tetapi sesungguhnya dengan cara-cara yang tepat Angkatan Bersenjata RI (ABRI) juga menjadi bagian dari perubahan.

"Tidak benar apabila ABRI dianggap tidak punya andil dalam reformasi yang dijalankan di negeri kita ini," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutan acara peluncuran buku Mengawali Integrasi Mengusung Reformas, di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (2/10) malam.

Andil militer dalam masa transisi politik, reformasi, dan demokrasi suatu negara, lanjut Presiden SBY, sangatlah penting. ABRI (sekarang menjadi Tentara Nasional Indonesia - TNI) telah melakukan reformasi internal sebelum ambil bagian dalam reformasi nasional. "Dengan perubahan itu, sipil dapat menerima kehadiran kami dan kemudian ABRI dapat aktif menjalankan reformasi di negara kita," SBY menjelaskan.

"Manakala militer ikut dalam reformasi, maka demokrasi akan dikembangkan, hak-hak azasi manusia akan dihormati. Tetapi militer peka untuk menjaga persatuan, stabilitas, kebersamaan dari bangsa yang sedang mengalami perubahan itu," Presiden menambahkan.

Dalam sambutannya, Presiden SBY juga menyampaikan mengenai ABRI yang bergabung dan membangun parpol serta kritik terhadap sesama militer, juga kepada presiden dan pemerintah. "Itu semua diniscayakan dalam kehidupan demokrasi, dengan harapan semua dijalankan dalam koridor demokrasi, tetap dalam etika dan moralitas politik," SBY berpesan. (fbw)